Kala
itu dunia baru memasuki abad millenium. Tepatnya di tahun 2000, terjadi
krisis ekonomi di Amerika Serikat. Daniel Suelo (lahir tahun 1961)
melihat kekalutan yang melanda di lingkungan sekitarnya.
Siapa yang bisa hidup tanpa uang? Tak heran, banyak orang yang mendadak depresi akibat kesulitan yang melanda Amerika.
Namun, Suelo tiba-tiba mengambil
keputusan ajaib. Ia meninggalkan uang terakhirnya, US $ 30 dalam kotak
telepon umum. Lalu berjalan menuju padang gurun Moab di Utah.
Dalam benaknya hanya ada satu
tekad: hidup mengembara tanpa uang sepeser pun. Kawan-kawannya yang
mengetahui niat Suelo menganggapnya sudah gila.
Berbeda dengan pikiran Suelo saat
itu. Menurutnya, dunia kapitalis ini membuat masyarakatnya bersifat
konsumerisme. Sehingga di zaman modern ini, dunia kita dipenuhi oleh
orang - orang yang tamak dan serakah.
Suelo sendiri mengatakan bahwa
sebenarnya gaya hidup masyarakat Amerika sudah menjadi gaya hidup yang
konsumerisme. Dan jika semua orang hidup dengan gaya hidup seperti itu,
maka dunia akan benar – benar runtuh. Pemikiran seperti itulah
membuatnya memutuskan untuk meninggalkan duniawi.
Pengembaraannya di padang gurun
Moab, akhirnya membawa Suelo ke sebuah gua di tepi tebing di Taman
Nasional Arches, Utah. Ia kemudian membangun rumahnya di dalam gua yang
berdimensi 200 m x 50 m itu.
Di dalam gua tersebut, Suelo membuat tempat tidur dari batu, berburu, mengais makanan, minum dari mata air, dan mandi di sungai.
Setiap pendaki yang singgah
disambut untuk tinggal bersamanya. Di sana, Suelo berbagi ‘rumah’,
buku-bukunya dan bunga liar serta bibit kaktus yang dia makan dengan
para pendaki yang singgah.
Tak terasa, Suelo telah tinggal di sana selama 12 tahun.
Kehidupannya di alam terbuka ternyata mengilhami orang lain. Salah satunya adalah Mark Sundeen, sahabat Suelo.
Dulu, Sundeen menganggap Suelo
sudah gila saat memutuskan untuk tinggal di gua. Namun, setelah Sundeen
mengalami kejatuhan ekonomi pada tahun 2008, ia mulai mempertimbangkan
gaya hidup Suelo.
Akhirnya, Sundeen pun bertekad
untuk mengikuti jejak Suelo. Sundeen mengikuti Suelo, dan sejak itu,
Sundeen mulai menulis sebuah buku mengenai kehidupan Suelo. Buku
biografi gaya hidup Mark Suelo yang ditulis oleh Mark Sundeen berjudul
”The Man Who Quit Money”.
Sundeen menuliskan bahwa Suelo
pada awalnya hidup dengan cara berburu makanan sendiri dan bergantung
pada kemurahan hati orang lain. Ia tidak usah membayar pajak, bahkan
Suelo pun tidak menerima bantuan dari pemerintah.
Dalam bukunya, Sunden menulis
kata-kata Suelo, ”Filosofi saya adalah dengan menggunakan apa yang
diberikan dengan kemurahan hati atau yang sudah dibuang oleh orang
lain.”
Suelo menambahkan bahwa di dunia
kapitalis Amerika sekarang, masyarakat Amerika dirancang sedemikian rupa
agar tergantung pada uang. Mereka dipaksa untuk memiliki uang dan
menjadi bagian dari dunia kapitalis. Hidup di luar dari itu adalah
ilegal.
Berbekal pemikiran dan filosofi
tersebut, Suelo tidak hanya meninggalkan uang saja, tapi juga SIM dan
paspornya. Suelo juga mengubah namanya dari Shellabarger menjadi Suelo.
Suelo adalah bahasa Spanyol yang berarti `soil` atau tanah.
Sumber: rumahbacaonline.com
No comments:
Post a Comment